cover
Contact Name
Amos Lekiwona
Contact Email
jurnalkapatateologi@gmail.com
Phone
+6282248854712
Journal Mail Official
jurnalkapatateologi@gmail.com
Editorial Address
Provinsi Maluku kota Ambon
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
ISSN : 27229033     EISSN : 27229033     DOI : 10.55798/kapata
dalam meningkatkan kompetensi dalam penelitian tetapi juga penulisan maka kami sangat merasa penting untuk bergabung dalam jurnal Garuda sehingga dapat menjadi wadah untuk kami dapat membagikan karya-karya kami terkait dengan perkembangan ilmu teknologi terkhususnya bagi eksistensi taman yang begitu pesat.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020" : 5 Documents clear
Penebusan Rut Oleh Boas Sebagai Tipologi Penebusan Kristus Dan Refleksi Bagi Teologi Misi Masa Kini Ruat Diana; Sonny Eli Zaluchu; Deni Triastanti
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.926 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v1i2.10

Abstract

This article deals with Boaz's redemption of Ruth as an Old Testament typology in explaining Christ's redemption in the New Testament. The formulation of the research problem is how is the relationship between the redemption of Ruth in the Old Testament and the redemption of Christ and the reflection of today's mission theology? The author uses historical methods (Historical Research) and descriptive methods (Descriptive Research), namely literature studies through supporting books and journals, regarding the redemption of Ruth by Boaz in the Old Testament and explaining Christ's redemption in the New Testament. From the context of redemption (go'el) in the Old Testament, the redeemer must have more ability or strength than someone who is redeemed. Because people who are redeemed are often described as weak or slave. Meanwhile, the context of redemption in the New Testament was immediately carried out by the Lord Jesus Christ through Christ's death on the cross and His resurrection to reveal redemption to all tribes, nations, who exist on earth as weak and sinful creatures, which is also the basis of mission theology for the message. The gospel for all sinners. The redemption made by Christ is not only for one tribe of Israel, but all people have the same right to salvation and redemption to live in union with Christ. Artikel ini membahas tentang penebusan Rut oleh Boas sebagai tipologi Perjanjian Lama dalam menjelaskan penebusan Kristus dalam PerjanjianBaru. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana kaitan penebusan Rut dalam Perjanjian Lama dan penebusan Kristus dan refleksi teologi misi masa kini? Penulis menggunakan metode historis (Historical Research) dan metode deskriptif (Descriptive Research) yaitu studi pustaka melalui buku-buku dan jurnal yang mendukung, tentang penebusan Rut oleh Boas dalam Perjanjian Lama dan menjelaskan penebusan Kristus dalam Perjanjian Baru. Dari konteks penebusan (go’el) di dalam Perjanjian Lama,penebusharus memiliki kemampuan atau kekuatan lebih dari seseorang yang ditebus. Karenaorang yang ditebussering digambarkan sebagai orang yang lemah atau budak. Sedangkan konteks penebusan di dalam Perjanjian Baru langsung dilakukan Tuhan Yesus Kristus melalui kematian Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya untuk menyatakan penebusan kepada semua suku, bangsa, yang ada di bumi sebagai mahkluk yang lemah dan berdosa, yang sekaligus sebagai dasar teologi misi bagi pekabaran Injil bagi semua manusia berdosa. Penebusan yang dilakukan oleh Kristus bukan hanya kepada satu suku Israel saja, tetapi semua orang memiliki hak yang sama untuk mendapatkan keselamatan dan penebusan untuk hidup bersatu dengan Kristus.
Implementasi Pendidikan Agama Kristen Dalam Pembentukan Karakter Anak Nahum Pinat; Ezra Tari; Purnama Pasande
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.832 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v1i2.8

Abstract

Penulis tertarik untuk menemukan pola pendidikan di dalam keluarga jemaat GMIT Betel Dalehi. Karena anak ada masalah dengan kepribadian terutama rasa percaya diri. Penulis mencari tahu penyebab anak bertumbuh jauh dari karakter kristiani. Penelitian ini hendak memberi jalan keluar bagi orang tua dalam mendidik anak. Usaha untuk mendekati persoalan dilakukan dengan mempelajari fakta dilapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua belum mampu mempraktikkan bentuk pendidikan yang mampu membuat anak memiliki karakter yang baik. Pola asuh yang diterapkan orang tua cenderung orotiter. Ada pola permisif, yang menyebabkan anak tidak bertumbuh sesuai dengan karakter Kristiani. Bentuk  bimbingan dalam keluarga berperan penting terhadap kepribadian anak.  Pengetahuan secra teoritis yang dimiliki oleh orang tua di Jemaat betel Dalehi sangat kurang sehingga orang tua belum melaksanakan bentuk pola pendidikan yang seharusnya diberikan dalam keluarga. Pembentukan keluarga Kristen belum dijalankan sesuai dengan seharusnya. Orang tua lebih perlu menerapkan pola demokratis dalam hal memberi pendidikan dalam keluarga.
Implikasi Konsep Yesus Pengudus Menurut A.B. Simpson Bagi Orang Kristen Masa Kini Ayu Rotama Silitonga; Priskha Natonis; I Putu Ayub Darmawan
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.934 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v1i2.12

Abstract

Sanctification is a blessing and gift from God to believers. According to Albert Benyamin Simpson, the Holy Jesus has an important meaning, which is a form of complete submission to God. The problem formulation in this writing is what is the concept of Jesus the Holiness according to the thought of Albert Benjamin Simpson? The purpose of this paper is to know the concept of the Holy Jesus according to the thought of Albert Benyamin Simpson. To obtain information in this writing, the writer uses the Literature method by observing books and journals to support writing. The result of this writing is that Simpson thinks that the concept of Jesus is a form of submission to God. The meaning of the Holy Jesus as explained by the author is to live in holiness and as a sign of submission to God. The implication that today's believers can do is continue to believe in God and fully surrender to the Lord Jesus Christ as a sanctuary. Abstrak:Pengudusan merupakan berkat dan anugrah dari Tuhan kepada orang percaya. Menurut Albert Benyamin Simpson, Yesus Pengudus memiliki makna penting, yaitu bentuk penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini ialah seperti apa konsep Yesus Pengudus menurut pemikiran Albert Benyamin Simpson? Adapun tujuan dalam penulisan ini ialah untuk mengetahui konsep Yesus Pengudus menurut pemikiran Albert Benyamin Simpson. Untuk mendapatkan informasi dalam penulisan ini, maka penulis menggunakan metode Literatur dengan melakukan observasi terhadap buku-buku dan jurnal untuk mendukung penulisan. Hasil dari penulisan ini adalah Simpson beranggapan bahwa konsep Yesus Pengudus ialah bentuk penyerahan diri kepada Allah. Makna Yesus Pengudus yang dipaparkan oleh penulis adalah hidup dalam kekudusan dan sebagai tanda penyerahan diri kepada Allah. Implikasi yang dapat dilakukan orang percaya masa kini adalah tetap percaya kepada Tuhan dan berserah penuh kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai pengudus.
Makna Penggunaan Gaya Bahasa Ironi dalam Narasi Hakim-Hakim 4:1-24 Giyarto Giyarto; Daniel Lindung Adiatma
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.346 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v1i2.13

Abstract

The book of judges is an important historical theological book in Old Testament Canon. This book uses narrative literature as common narrative books in Old Testament. Judges 4:1-24 is part of narrative book of Judges. Some interpretation books do not pay attention to literary approach. Especially on Judges 4:1-24 some interpretation only concern to Deborah dan Barak and their success. Irony is one of the language styles used in describing a narrative. This article aims to examine the meaning of the use of irony in the narrative of Judges 4: 1-24. Through narrative literary research and the use of irony in language, the interpreters discover the theological meanings that contained in the narrative of Israel's deliverance of the oppression. Abstrak Kitab Hakim-Hakim merupakan kitab sejarah teologis yang penting dalam kanon Perjanjian Lama yang memakai sastra narasi. Tidak banyak buku tafsir yang memeriksa penggunakan unsur sastra dalam menafsirkan kitab Hakim-Hakim 4:1-24. Ironi adalah salah satu gaya bahasa yang dipakai dalam melukiskan narasi. Artikel ini bertujuan meneliti makna penggunaan gaya bahasa ironi dalam narasi Hakim-Hakim 4:1-24. Melalui penelitian sastra narasi dan penggunaan gaya bahasa ironi, penafsir menemukan kekayaan makna teologis yang terkandung dalam narasi pembebasan Israel dari penindasan raja Kanaan. 
Prinsip Dasar Pemberitaan Injil Menurut Kisah Para Rasul 28:23-31 Esau Huwae
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.216 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v1i2.14

Abstract

New Testament record church growing as result of God works through church and missionary. The failure of Christian mission because they do not understand the basic principles of missionary work. Narration of Luke in Acts 28:23-31 provides basic principles of missionary work. This article examines the passages of Acts 28:23-31 with evangelical approaching. Church and missionary workers must have a pure heart, biblical material, good quality based on Holy Spirit work and continuously follow-up. Thus, the basis of missionary work carry out of God’s will according the scripture. Abstrak Perjanjian Baru mencatatkan tentang pertumbuhan gereja sebagai dampak pemberitaan injil yang dikerjakan Allah melalui gereja dan para pekerja injil. Kegagalan pemberitaan injil yang dilaksanakan oleh gereja atau pemberita injil dikarenakan mereka tidak memahami prinsip-prinsip dasar pemberitaan injil. Narasi Lukas dalam Kisah Para Rasul 28:23-31 memberikan prinsip-prinsip dasar pemberitaan injil. Artikel ini mengkaji nats Kisah Para Rasul 28:23-31 dengan pendekatan yang dipakai oleh kaum injili. Pemberitaan injil harus memiliki pondasi motivasi yang murni, materi yang alkitabiah, mutu sesuai dengan pekerjaan Roh Kudus dan tindak lanjut yang terus menerus. Dengan demikian dasar pekerjaan injil yang dilakukan gereja adalah berdasarkan kehendak Allah yang tertulis dalam Alkitab.

Page 1 of 1 | Total Record : 5